Catatan perjalanan anak sulungku : DENO YUDHA RAHMADIAN
Sejak dalam kandungan anakku sudah terbiasa dengan keprihatinan....namun keprihatinan ini pula yang membawanya pada keberuntungan...
Saat aku mengandungnya...aku hidup dalam keprihatinan.Aku membesarkannya dan memenuhi hidup kami dengan bekerja keras (berjualan kue dan mengajar).Tiap malam kami harus bangun jam 2 dini hari untuk memulai membuat kue yang pagi harinya harus kami jual...ya hanya kue bolu kukus.Tiap hari kami harus menyiapkan 400 buah kue untuk dijual..(dititipkan dan diambil oleh penjual keliling)..ya setiap hari sebelum siangnya aku harus mengajar di sebuah SMA Swasta.
Mungkin dari kue bolu kukus inilah sumber penghidupan kami saat itu....( sampai sekarang anakku senang dengan kue tersebut...dan ditangannya ada tanda coklat, mungkin juga karena selama hamil aku suka meneteskan coklat pasta kue bolu itu)
Hasil keuntungan kami sisihkan untuk biaya kelahiran anakku...rupiah demi rupiah aku masukkan kedalam sebuah kaleng bekas kue dan aku niatkan untuk biaya proses kelahirannya.
Meski hidup dalam kesederhanaan,aku ingin kelahiran anakku di rumah bersalin yang baguslah.Selama kontrol kehamilan aku di RB.SAWOJAJAR..pelayanannya menurutku bagus,bersih,tenang,dan nyaman.
Aku sempat tanya ke suster yang selalu memeriksa kandunganku berapa biaya kelahiran disini...dia bilang Rp300.000,-.
Untuk saat itu nilai segitu menurutku besar sekali...sementara tabunganku masih jauh dari nilai tsb.
Aku mencoba pindah periksa ke salah satu Rumah sakit di Bogor...tapi baru sekali aku periksa,aku merasa tidak nyaman..dan harga yang diberikanpun tidak jauh berbeda dengan di RB.asalku..hanya selisih sedikit.
Karena sesuatu hal akhirnya aku kembali periksa ke RB.asal...dan suster sempat tanya " Kenapa minggu lalu ibu tidak kontrol ?"...aku jawab " Sya mencoba cari tempat lain sus,yang kira kira memadai dengan keuanganku"
Suster yang baik hati itu hanya tersenyum...
Seminggu dari jadwal kontrol terakhir akhirnya aku merasakan gejala persalinan...aku masuk ke RB Sawojajar jam 11 malam diantar oleh tetanggaku dengan naik becak..
Singkat cerita baru pukul 9.30 anakku lahir dengan selamat...dan kondisi anakku sehat demikian pula aku.
Selama 4 hari aku dirawat di RB oleh suster2 yang baik dan sangat sabar...
Saat aku mau pulang...suamiku akan menyelesaikan biaya administrasi....suamiku tercengang!Ternyata kami mendapatkan keringanan biaya 50% dari total biaya...hah....Alhamdulillah..terimakasih Tuhan...kami tidak tahu mengapa kami diberikan keringanan sebesar itu...Ini rezeki anakku..!
Inilah keberuntungan pertama yang harus kami syukuri...
Ya anakku aku beri nama DENO YUDHA RAHMADIAN dengan menggabungkan namaku dan suamiku Dewi Suryati dan Nonot Sudarmoko...Yudha = perang/berlomba.....RAHMADIAN = mencari Rahmat /Kasih Sayang Allah...jadi arti seluruhnya Aku dan suamiku berlomba mencari rahmat dan kassih sayang Allah untuk anakku..
Dari kecil sepertinya anak ini selalu membawa keberuntungan buat kami...
Alhamdulillah setelah kelahiran anak ini kehidupan kami mulai membaik (secara financial) walau tidak terlalu istimewa.
Dan setiap ada kebutuhan untuk anakku...selalu saja ada jalan kemudahan..Ya Allah selalu memberikan jalan dan kemudahan untuk anakku..
Memulai kehidupannya menuju bangku sekolah TK pun anak ini tidak mendapatkan kesulitan....disaat orang berlomba untuk mendapatkan tempat di TKK Kartika 3 ( TK Anugrah nama topnya) ada kerabat yang membantunya untuk masuk dan dengan keringanan biaya ( dicicil)...tanpa harus mengantri dan bayar cash...anakku sudah mendapat kursi di sekolahnya..
Selama duduk di TK aku tidak rutin mengantar sampai menunggunya hingga usai sekolah..karena aku juga masih bergelut dengan waktu untuk bekerja di sebuah bank Nasional.. aku hanya mengantar sampai pintu gerbang sekolah dan nanti dijemput oleh suami atau neneknya.
Aku hanya hari Sabtu saja sesekali menungguinya dan berkomunikasi dengan guru walinya untuk sekedar tahu bagaimana dengan keadaannya di sekolah..
Wali kelasnya nampaknya juga sangat sayang kepadanya...terbukti dengan seringnya ia terpilih untuk mewakili kelas atau sekolah dalam kegiatan2 formal...Sungguh prestasi yang membahagiakan untukku.
Ternyata anakku bisa mandiri dan unggul diantara teman2 sebayanya...meski tanpa harus selalu ditunggu dan diawasi oleh orang tuanya.
Menjelang lulus TK aku tidak memiliki wawasan sekolah SD yang bagus di Bogor ini (bener2 g gaul ya aku)...aku tanya ke wali kelasnya dan ia merekomendasikan SD Pengadilan 2...
Tidak tahu darimana awalnya aku tiba2 daftar ke SDN Polisi 4...yang sungguh akupun tidak tahu dimana letak sekolah dan report ttg sekolah tersebut...( mungkin kalau tidak salah rekomendasi dari neneknya yang sering ngobrol dengan ibu-ibu sesama penjemut anak sekolah).
Aku ingat bagaimana susahnya waktu itu untuk mendaftar ke SDN Polisi 4...hingga suamiku harus datang sebelum subuh ..hanya untuk mendapatkan selembar formulir pendaftaran saja....gila benerrr
Tanpa embel2 anakku bisa diterima di SD tsb.
Duduk di bangku SD anakku juga selalu mendapatkan perhatian lebih dari guru2nya...mungkin karena anakku supel,penyayang,penurut dan perhatian kepada teman2nya...membuat ia disenangi oleh teman2 dan gurunya..
Mulai SD anakku sudah terlihat gemar dengan olahraga,pelajaran matematika...
Karena prestasi dikelasnya selalu bagus...akhirnya ia terpilih masuk dalam kelas unggulan...
Nah mulai dikelass inilah dia nampak lebih semangat karena dikelilingi teman2 yang relatif lebih mudah dalam menerima pelajaran...selalu termotivasi oleh teman2 yang dianggapnya pandai...
Aku ingat sekali dia senang dengan teman2 yang pandai dan santun...mungkin ini juga yang menjadi pola bentuk pribadinya....kerjakeras,rendah hati,penurut dan berprestasi...
Akupun banyak mengenal dekat teman2 yang diidolakannya termasuk juga guru2 idolanya...
Salah satunya adalah Mutia yang saat ini kuliah di UI...dia anak yang energik..tidak saja pintar dlm bidang akademis tapi juga pandai dalam segala bidang...
Tidak salah kalau kelas mereka mjdi kelas paforit karena outputnya baik...
Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa dari kelasnya yang diterima di SMPN unggulan..
Dan Alhadulillah anakku juga bisa masuk SMPN 1 dengan NEM yang memuaskan.
Cerita singkat di SMPN 1....
Cerita berkesan dalam ingatanku bagaimana ia menjalani hari harinya si sekolah tersebut adalah ketika ia mulai keranjingan/demam bola. Semua kegiatan yang berhubungan dengan bola pasti ia kejar...sampai sampai ia mulai belajar menulis di artikel tabloid Bola...sehingga begitu bahagianya ketika namanya tercantum di tabloid bola sebagai komentator bola dan mendapat souvenir...wow ternyata anakku mulai senang dengan menulis juga..
Hobi dengan si bundar sudah mulai mendarah daging rupanya...sehingga lapangan kecil yang dipakai bergantian dengan siswa SMAN 1 pun sudah menjadi tempat favoritnya...meski panas terik, keringat bercucuran tak dihiraukan lagi...
Meskipun begitu prestasi akademiknya tidak tertinggal....bahkan tetap menjadi langganan 3 besar di kelas...
Dengan prestasi akademiknya yang cukup memadai,anakku dapat menggapai impiannya untuk duduk di SMAN 1,sekolah terfavorit di kota Bogor...bahagia tentunya buat anakku dan aku...
Ya meski kami ada dalam keluarga yang sederhana,tidak berlimpah materi..tapi kami bersyukur sekali dengan anugerah yang diberikan Allah melalui anakku...
Dan Allah memberikan kemudahan biaya masuk SMA..
Saat di bangku SMA aku masih sering mengikuti gerak geriknya...masih selalu aku pantau,aku intip semua kegiatan yang diikutinya....mungkin terlalu berlebihan perhatianku,tapi aku sangat hati-hati dengan perkembangan anak-anak yang sedang masuk dalam masa peralihan dari remaja menuju dewasa...aku takut anakku salah dalam bergaul..tapi Alhamdulillah anakku aman-aman saja.
Saat duduk di kelas 1 SMA anakku masih dapat menjadi jawara di kelas...sehingga ia pun dengan mudah masuk jurusan IPA..tetap nilai matematika dan fisika yang menjadi pelajaran yang disukainya.
Selama ini aku perhatikan anakku senang dengan hitungan dan logika...dan tentunya olahraga...sebuah paduan yang baik.
Aku mulai menilai kemampuan Tehnik dan penalaran logika mendiminasi minatnya...kelak aku akan arahkan ke bidang Tehnik..
Memasuki kelas IPA..saat mulai dipersatukan dalam kelas baru dan bergabung dengan jawara2 kelas lain barulah aku melihat kemampuan anakku tidak bisa maksimal...mulai terlihat menurun ( tidak lagi ada di posisi 5 besar,tapi mjd 10 besar)...Anakku kurang dalam pelajaran biologi ( agaknya dia fobia dengan pelj tsb)...aku ingat sekali waktu ia bermasalah dengan guru biologi saat kls 1....sehingga kedepannya ia selalu berat dengan pelaj trsbt..aku motivasi tapi tetap saja dia "susah" dengan pelajaran itu.
Nampaknya saat duduk di bangku SMA dia sangat menikmatinya...nampak sekali semangat yang luar biasa. Dia menemukan komunitas yang cocok...teman-teman yang sehobi..teman-teman yang solid...jadi meskipun secara akademik dia tidak duduk di urutan tertinggi,tapi dia mendapatkan nilai lain yang lebih berharga...yaitu teman-teman yang mengasikkan...dan aku tahu itu..aku tahu dengan siapa saja ia bersahabat....tentunya dengan siapa dia mulai jatuh cinta...
Biarlah semua dia lewati dan dijalani secara alami.....biar kelak menjadi kenangan yang indah.
Aku tahu persis kemampuan anak ini...dan aku mulai mengarahkan kemana ia harus melanjutkan studynya.
Aku arahkan dia ke Tehnik dan STAN saat itu..tapi arahan ku tentunya yang sesuai dengan kemapuan kondisi financialku..aku tidak juga mengarahkan ke ITB atau PTN lain diluar jangkauanku..aku hanya bisa menyarankan ambil UI,IPB dan STAN..
Saat ada kesempatan ujian SIMAK UI aku daftarkan,tapi saat itu untuk memilih jurusan tehnik harus ada tes bebas buta warna..aku antar ia tes buta warna...dan ternyata hasilnya anakku kena buta warna parsial....wow !
Aku langsung patah hati...semua PTN jurusan Tehnik wajib bebas buta warna ! sebuah kendala pokok.
Padahal aku tahu kemampuan akademiknya adalah tehnik...bagaimana harus memilih jurusan yang diluar kemampuan dasarnya dalam waktu singkat..??
Untungnya anakku sangat fleksibel dan easy going...semua dihadapi dengan tenang dan menerima dengan lapang dada.
Karena sebab itu aku daftarkan SIMAK UI dengan jurusan non tehnik....dan ternyata gagal.
Masih ada kesempatan di jalur PMDK...aku sarankan dia ambil PMDK IPB dengan jurusan STATISTIK dan FEM.
Dilihat dari nilai rata-rata raport sebetulnya ia bisa masuk di Statistik (jika Statistik diambil di pilihan 1), tapi entah mengapa tiba-tiba suamiku menyarankan FEM dijadikan pilihan 1 dan Statistik di pilihan 2...padahal nilai pass.grade Statistik diatas FEM...anakku menurut saja..sampai-sampai saat seleksi penerimaan salah satu kerabatku bertanya " Betul Statistik mau dijadikan pilihan 2 ?"...aku jawab " Ya"..
Saat aku tanyakan kepada suamiku mengapa Statistik dijadikan pilihan 2 ( yg artinya di gugurkan ), alasannya jur,Statistik memang baik,tapi suamiku takut anak tsb tidak bisa memposisikan diri di atas rata-rata..karena nilai rata-rata Statistik itu tinggi...
Aku sempat berdebat dengan suamiku...karena aku tahu anakku senang dengan matematika,sedangkan FEM adalah jurusan yang banyak dengan hafalan/teoritis..anakku kan tidak terlalu suka dengan pelajaran hapalan.
Dan akhirnya karena tak ada pilihan lain anakku menuruti semua alasan ayahnya....
Tak apalah aku masih menyimpan kesempatan bersaing di STAN...meskipun akhirnya anakku gagal masuk STAN karena kurang persiapan belajar ( Saat test masuk anakku masih di program matrikulasi IPB yang padat waktunya)
Dan pada akhirnya anakku diterima di IPB FEM melalui jalur PMDK...dengan biaya yang relatif tidak terlalu mahal..ya masih terjangkau oleh kami ....5.9 jt dan dicicil 3 kali....Alhamdulillah..ya ini adalah keberuntungan yang harus kami syukuri..karena banyak teman-temannya yang harus mengeluarkan biaya kuliah dengan dana yang tidak sedikit.
Perjalanan di IPB dimulai di asrama TPB ( Tingkat Persiapan Bersama ). Anakku kelihatannya menikmati kehidupan asrama yang notabene perlu adaptasi dengan tempat tinggal yang sangat sederhana,adaptasi dengan teman teman yang berbeda suku dan kebiasaan,adaptasi dengan segala fasilitas yang serba dibatasi dan penuh dengan aturan...semua ia lalui dengan tanpa keluhan...Aku bahagia melihatnya.
Masa TPB yang kebanyakan adalah masa yang ditakuti oleh mahasiswa,karena masa tersebut adalah masa pengulangan pelajaran SMA IPA...masa penyelarasan tingkat kemampuan mahasiswa dari segala penjuru...agar kelak bisa melanjutkan ke Fakultas masing-masing dengan standar yang dimiliki IPB.
Alhamdulillah nilai IPK TPB anakku masih bisa diatas 3,2....tentunya ini tidak mudah..(menurutku) dan demikian selanjutnya...
Dengan modal nilai IPK tsb anakku mencoba peruntungan untuk mendapatkan beasiswa dari berbagai sponsor yang ditawarkan ke IPB....Alhamdulillah dia berhasil lolos dalam seleksi Penerima Beasiswa Tanoto Foundation dengan bebas uang SPP semester dan mendapatkan uang saku 500rb/bln.
Tentunya ini adalah keberuntugan yang kesekian kali untuk anakku...
Selain itu ia juga mencoba mencoba menjadi Asprak Fisika dan lulus..tak kehabisan waktu ia pun menjadi pembimbing Bimbel mahasiswa baru untuk matakuliah Kalkulus..
Minat dan hobinya terhadap bola tetap tersalurkan bahkan semakin menjadi jadi dengan aktifnya ia di UKM Futsal..bahkan sisa waktu kuliahnya dihabiskan di UKM Futsal ini..
Dengan banyaknya aktifitasnya di kampus membuatnya nyaman dan menikmati masa kuliahnya..padahal aku tahu dia sebetulnya bukan orang yang senang dengan pelajaran hapalan/teoritis.. itulah anakku...dia bukan orang yang melawan arus...dia orang berprinsip maju ke depan dan menghadapi apa yang sedang dijalaninya sekuat tenaga...dan aku tahu dia ingin sekali membantu meringankan beban orangtuanya..
Sebagai seorang ibu...tentunya tautan jalinan bathin begitu kuat....aku merasa anakku tidak optimal di FEM...bukan minat dasarnya...tapi entah apa yang membuatnya nyaman dan enjoy di jurusan yang dijalaninya saat ini...??
Yang aku tahu anakku adalah tipe penurut,fleksibel,tidak melawan arus,dan memiliki semangat yang luar biasa untuk membahagiakan keluarga...itu penilaian yang aku amati dan rasakan...
Meskipun demikian ia tetap bisa memberikan nilai yang memuaskan kepadaku...dia tetap pertahankan agar beasiswa yang menyaratkan IPKnya tidak kurang dari 3,25.
Semua uang dari beasiswa,asprak,bimbel,dan hasil kegiatan lain dia kumpulkan dan dipakai untuk membiayai kuliahnya...bahkan membiayai kost nya..nyaris aku tak mengeluarkan dana kecuuali hanya untuk uang jajan saja.
Saat ini dia sudah menyelesaikan semester 4 dan siap menghadapi semester 5...
Saat ini sebetulnya adalah waktu libur semesteran tapi ia mengambil SP (semester pendek) satu mata kuliah...dan sebentar lagi akan ujian...sayang sekali mendekati jadwal ujian tgl 29 Juli nanti nampaknya ia tidak bisa mengikuti karena saat ini anakku sedang jatuh sakit ( cacar air/herpes) menurut diagnosa dokter.
Semoga saja ia cepat sembuh...karena aku lihat begitu besar semangat nya untuk mengikuti ujian dan menjalani semua program/acara yang sudah dijadwalkan sebelumnya..
Aku tahu dia galau dengan sakit yang dideritanya...tapi semoga saja keberuntungan tetap selalu ada untuknya.
Itulah doaku untuk anakku DENO YUDHA RAHMADIAN...
Kabar Baik Hari Ini
4 tahun yang lalu