Pages

Selasa, 07 Juni 2011

SANG JUARA

Berdiri di depan layar kaca memikirkan apa yang harus digambarkan dari sosok seorang laki-laki yang mencoba bermetamorfosis menjadi pria tangguh. Terlintas hanyalah lelaki yang dilahirkan buah karya kedua orangtua dan dibesarkan oleh tangan lembut orang tua dan nenek tercinta. Hingga sekarang tumbuh menjadi sosok pria yang mulai memikirkan cara membalas kasih orang tua dengan belajar yang benar dan menjadi manusia yang berguna. Tumbuh, berkembang, dan hidup untuk membahagiakan orang tua. Berbuat, bertingkah, dan berperilaku layaknya sang juara.

Deno Yudha Rahmadian dilahirkan dari seorang lembut berhati emas bernama Dewi Suryati buah karya seorang jenius pekerja keras bernama Nonot Sudarmoko. Dua puluh tahun yang lalu dilahirkan di Bogor tepatnya pada tanggal 15 Desember 1990. Tumbuh kembang dan berkarya di Bogor sejak kecil. TK Kartika III menjadi awal pendidikannya . Selama satu tahun beradaptasi dan berkembang di taman kanak-kanak tersebut. Selanjutnya selama enam tahun belajar di SDN Polisi IV. Banyak pelajaran yang diambil dari sekolah tersebut, baik akademik maupun non-akademik. Bercita-cita melanjutkan ke sekolah favorit di Bogor, SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 1 Bogor. Dengan kerja keras akhirnya semua tujuan itu tercapai. Dia adalah saya.

Layaknya dua sisi mata uang, saya memiliki sifat positif dan negatif. Rajin dan dapat bekerja sama menjadi sifat yang dapat diunggulkan dari diri saya. Orang-orang sering menilai saya sebagai orang yang mau bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Karena saya menilai, tidak ada satu hal pun yang bisa didapat tanpa kerja keras yang nyata. Orang tua saya pun selalu mengajarkan betapa pentingnya kerja keras. Tidak lupa doa kepada Sang Maha Kuasa selalu dipanjatkan. Bunda selalu katakan jangan pernah menyerah, jalani dan panjatkan kelak syukur kau ucapkan pada diri-Nya. Lirik lagu yang menjadi penyemangat lebih dalam menjalani hidup.

Tempramen tinggi dan sulit mengontrol emosi sering menjadi boomerang bagi diri saya. Tidak sedikit orang-orang yang menyayangkan akan sifat negatif saya tersebut, karena tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain. Saya pun tidak tinggal diam akan sifat buruk tersebut. Saya selalu berusaha di setiap momen untuk meminimalisir sifat itu. Tentunya dengan hal-hal yang positif. Sering saya membaca buku tentang bagaimana caranya mengurangi emosi yang meledak-ledak. Dengan berjalannya waktu, saya berharap sifat negatif itu dapat hilang sepenuhnya.

Saya sangat hobi di bidang olahraga. Olahraga sudah selayaknya menjadi ibadah dalam diri saya. Terdapat waktu khusus untuk melaksanakan olahraga. Karena saya selalu yakin, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Untuk menghadapi semua aktivitas yang menguras tenaga dan pikiran, kita harus sehat untuk dapat menikmatinya. Dengan begitu, semua akan berjalan sebagaimana mestinya dan membuahkan hasil yang manis. Bravo Olahraga !.

0 komentar:

Posting Komentar