Belum berakhir masih tersisa
Juni yang berbeda tak soal rasa
Senang yang menyedihkan
Sedih yang menyenangkan
Hitam tak melulu redup
Putih tak selamanya hidup
Semua beralaskan perspektif
Sedikit arah bertabur imajinatif
Akal berkelahi
Hati memungkiri
Sekarang malam terakhir bulan Juni di Gorontalo, sebelum besok siang bertemu dengan matahari Jakarta dan bintangnya Bogor hingga bergantinya bulan. Juni di Gorontalo kali ini berwarna-warni. Penuh dengan keunikan dan sekuat tenaga menghindari kebencian. Berjuang menjadi seorang ksatria yang berusaha sepenuh jiwa menahan emosi dan amarah. Menjauhi berbagai penyakit hati yang memiliki nama tinggi hati, iri hati, dengki, dan lain sebagainya. Terkadang seseorang belajar terlalu jauh, namun melupakan yang sederhana dan fundamental. Penyakit hati harus terlebih dahulu dihilangkan sebelum belajar hal yang lainnya. Demikian yang disampaikan seorang guru kepada siswa-siswa di sekolah dasar.
"Dalam politik, kawan bisa menjadi lawan dan lawan bisa menjadi kawan" kalimat tersebut secara spontan keluar dari mulut yang sejak awal saya anggap teman. Seketika sedih dan khawatir kemudian. Bagaimana jika selama ini saya menganggap dia teman tapi dia sebaliknya?
Diam bukan berarti menerima. Diam tak melulu kalah. Diam tak selamanya acuh. Tapi diam memberikan kesempatan untuk hati menetralkan akal pikiran.
Juni yang berbeda tak soal rasa
Senang yang menyedihkan
Sedih yang menyenangkan
Hitam tak melulu redup
Putih tak selamanya hidup
Semua beralaskan perspektif
Sedikit arah bertabur imajinatif
Akal berkelahi
Hati memungkiri
Sekarang malam terakhir bulan Juni di Gorontalo, sebelum besok siang bertemu dengan matahari Jakarta dan bintangnya Bogor hingga bergantinya bulan. Juni di Gorontalo kali ini berwarna-warni. Penuh dengan keunikan dan sekuat tenaga menghindari kebencian. Berjuang menjadi seorang ksatria yang berusaha sepenuh jiwa menahan emosi dan amarah. Menjauhi berbagai penyakit hati yang memiliki nama tinggi hati, iri hati, dengki, dan lain sebagainya. Terkadang seseorang belajar terlalu jauh, namun melupakan yang sederhana dan fundamental. Penyakit hati harus terlebih dahulu dihilangkan sebelum belajar hal yang lainnya. Demikian yang disampaikan seorang guru kepada siswa-siswa di sekolah dasar.
"Dalam politik, kawan bisa menjadi lawan dan lawan bisa menjadi kawan" kalimat tersebut secara spontan keluar dari mulut yang sejak awal saya anggap teman. Seketika sedih dan khawatir kemudian. Bagaimana jika selama ini saya menganggap dia teman tapi dia sebaliknya?
Diam bukan berarti menerima. Diam tak melulu kalah. Diam tak selamanya acuh. Tapi diam memberikan kesempatan untuk hati menetralkan akal pikiran.