Seharusnya, tiga kali adalah frekuensi yang sudah cukup banyak. Angka 3 juga merupakan nominal yang tidak sedikit. Puasa kali ini adalah bulan ramadhan ketiga saya di Gorontalo. Namun, puasa edisi kali ini terasa sungguh sangat berbeda. Berbeda dalam arti mempunyai ujian yang tidak seperti biasanya. Saya dihadapkan dengan suatu permasalahan yang belum pernah saya hadapi sebelumnya. Unik, tapi menggemaskan dan berubah menjadi taraf yang mengerikan ketika saya menyadari bahwa proses ini tidak kunjung selesai dan saya menyadari bahwa proses ini sudah saya jalankan sejak bulan Februari di tahun ini, dari yang membayangkan yang indak-indah setiap harinya, hingga berubah menjadi mimpi buruk di setiap malamnya.
Setiap pagi terbangun dengan perasaan yang tak menentu. Perasaan di tengah-tengah antara ingin cepat menyelesaikan atau lari dari kenyataan. Sekali lagi, yang menjadi pembeda adalah nasihat-nasihat dari orang tua yang tak hentinya menyirami setiap hari. Nasihat yang terkadang kita terima dengan acuh di kala kondisi sedang normal, tapi begitu mendalam ketika kita menerima dalam kondisi yang cenderung padam.
90 menit lagi akan tiba waktu berbuka puasa. Berbuka kali ini diadakan di kantor dikemas dengan berbagai macam acara. Adakalanya rindu dengan kebiasaan di kampung halaman, dimana jadwal berbuka puasa bersama dengan teman-teman silih berganti berdatangan. 3 tahun terakhir ini hanya bisa pasrah melihat postingan di media sosial teman-teman yang berbuka puasa bersama. Namun saya yakin, akan tiba masanya ketika saya merindukan keheningan di Kota Gorontalo ini. Soon ...
Jumat, di ruang kerja pukul 16:42.
0 komentar:
Posting Komentar