Pages

Sabtu, 09 Oktober 2010

2 Generasi

10.10.10
Jika dipikir-pikir, nanti malam akan banyak pasangan yang melepas keperawanan dan keperjakaannya. Ya hari ini adalah hari terspesial (mungkin) bagi sebagian orang, khususnya bagi mereka yang melaksanakan pernikahan pada hari ini. Sepanjang jalan banyak janur kuning melengkung dengan gagahnya. Secara logika mudah ditebak, mereka ingin peristiwa sakral itu berlangsung pada hari yang istimewa, hanya sekali dalam setahun.
Cuaca pun mendukung hari spesial ini. Langit begitu cerah, tak ada awan yang menghalangi masuknya sinar matahari ke bumi yang oleh sebagian orang dianggap sangat panas. Seperti komentar salah satu teman saya di kelas. Selama tinggal d Bogor, hari ini merupakan hari terpanas, tergerah, terbakar n terpanggang.. apa kabar neraka?(Ahira, 2010). Angin yang berhembus sedikit mengurangi rasa gerah.

Hari ini Ibu Jasmi, wali kelas ibu saya sekaligus saya ketika SMA melaksanakan pernikahan putrinya. Saya beserta ibu hadir pada pesta pernikahannya. Tentunya di acara tersebut banyak datang guru-guru lain yang saya kenal.
Yang ingin saya saya soroti adalah loyalitas seorang Ibu Jasmi terhadap pendidikan. Bayangkan, anak dan orang tua sama-sama diwali-kelasi oleh beliau. Sungguh dedikasi yang begitu besar. Bagaimana beliau bisa melaksanakan rutinitas mengajar tanpa rasa jenuh? Rasa jenuh pastinya selalu menghinggapi, tapi bagaimana cara beliau melawan rasa jenuh tersebut.
Sempat terpikir di benak saya, jika kelak nanti saya punya anak bersekolah di SMA Negeri 1 Bogor dan Ibu Jasmi menjadi wali kelas anak saya, saya akan mengajukan kepada presiden bahwa ada seorang guru yang perlu diberi penghargaan lebih atas prestasinya dalam dunia pendidikan. Sungguh luar biasa. Saya sendiri berharap Ibu Jasmi masih tetap bertahan di SMA Negeri 1 Bogor.

Sedikit kisah nyata yang langka terjadi memang. Seperti iklan salah satu makanan di televisi, "Dari generasi ke generasi"

0 komentar:

Posting Komentar